Kulit wajah yang berminyak seringkali menimbulkan masalah dan keadaan ini umumnya disebabkan oleh aktivitas kelenjar sebum di dalam kulit yang terlalu aktif dalam memproduksi minyak (sebum).
Mencuci wajah memang dapat membuang lapisan minyak berlebih di wajah, namun sifatnya hanyalah sementara dan wajah akan kembali berminyak setelah 3-4 jam. Akibatnya, mencuci wajah terlalu sering (lebih dari 3 kali sehari) kerap dilakukan sebagai solusi agar wajah selalu nampak bersih dan bebas dari minyak. Namun tidak jarang langkah ini malah menimbulkan masalah baru yakni kulit wajah mengalami iritasi dan pada akhirnya menjadi semakin berminyak dan berjerawat.
Jika dilakukan terlalu sering, mencuci wajah menggunakan sabun (foam-based cleanser) akan membuat kulit menjadi kering dan mengalami iritasi. Akibatnya, jenis kulit berminyak akan berusaha untuk mengembalikan keadaan ini dengan memproduksi lebih banyak minyak dan membuat siklus jerawat menjadi tidak berkesudahan. Lalu apa solusinya ? Jangan mencuci wajah terlalu sering, sebaliknya gunakanlah pelembab wajah yang dapat mengontrol produksi sebum.
Jika Anda memiliki jenis kulit berminyak, mungkin membayangkan mengoleskan pelembab wajah saja sudah cukup untuk membuat Anda berteriak histeris. Tapi tunggu dulu, jangan lewati penggunaan pelembab di pagi hari. Dengan tidak menggunakan pelembab, kulit akan kering (terutama jika sedang dalam pengobatan jerawat) dan kulit akan berusaha untuk mengatasi keadaan ini dengan menghasilkan lebih banyak minyak, yang pada akhirnya semakin memudahkan timbulnya jerawat.
Meskipun demikian, tidak semua pelembab dapat digunakan oleh jenis kulit berminyak/berjerawat, gunakanlah pelembab wajah yang tidak menyumbat pori-pori kulit (non-comedogenic). Hindari pelembab wajah yang mengandung bahan-bahan comedogenic seperti mineral oil, cocoa butter, lanolin dan petrolatum. Alangkah baiknya jika selain bersifat non-comedogenic, pelembab tersebut juga diperkaya dengan bahan aktif yang dapat mengontrol produksi minyak/sebum di dalam kulit sehingga Anda tidak perlu mencuci wajah terlalu sering lagi.
Estetiderma® Acne Cream merupakan pelembab wajah non-comedogenic yang diformulasikan oleh Ahli kulit dan telah diproduksi secara konsisten selama 20 tahun. Bahan aktif utama yang diusung dalam Estetiderma® Acne Cream adalah vitamin B3 (Nicotinamide), sebuah bahan pencerah kulit alami yang banyak digunakan di Asia. Ternyata, selain memiliki efek mencerahkan kulit, pemakaian vitamin B3 secara topical juga dapat meredakan peradangan kulit akibat jerawat* serta menurunkan produksi sebum didalam kulit** sehingga memiliki efek yang sangat menguntungkan bagi jenis kulit berminyak/berjerawat. Gunakanlah Estetiderma® Acne Cream pada pagi hari setelah membersihkan wajah untuk menjaga kadar minyak di wajah sepanjang hari sekaligus mencerahkan kulit dari dalam.
*Yeşim Kaymak, MD, Meltem Önder, MD (2008). “An Investigation of Efficacy of Topical Niacinamide for the Treatment of Mild and Moderate Acne Vulgaris”. J Turk Acad Dermatol. 2 (4)
** Draelos ZD, Matsubara A, Smiles K (June 2006). "The effect of 2% niacinamide on facial sebum production". Journal of Cosmetic and Laser Therapy. 8 (2): 96–101.
.
Mencuci wajah memang dapat membuang lapisan minyak berlebih di wajah, namun sifatnya hanyalah sementara dan wajah akan kembali berminyak setelah 3-4 jam. Akibatnya, mencuci wajah terlalu sering (lebih dari 3 kali sehari) kerap dilakukan sebagai solusi agar wajah selalu nampak bersih dan bebas dari minyak. Namun tidak jarang langkah ini malah menimbulkan masalah baru yakni kulit wajah mengalami iritasi dan pada akhirnya menjadi semakin berminyak dan berjerawat.
Jika dilakukan terlalu sering, mencuci wajah menggunakan sabun (foam-based cleanser) akan membuat kulit menjadi kering dan mengalami iritasi. Akibatnya, jenis kulit berminyak akan berusaha untuk mengembalikan keadaan ini dengan memproduksi lebih banyak minyak dan membuat siklus jerawat menjadi tidak berkesudahan. Lalu apa solusinya ? Jangan mencuci wajah terlalu sering, sebaliknya gunakanlah pelembab wajah yang dapat mengontrol produksi sebum.
Jika Anda memiliki jenis kulit berminyak, mungkin membayangkan mengoleskan pelembab wajah saja sudah cukup untuk membuat Anda berteriak histeris. Tapi tunggu dulu, jangan lewati penggunaan pelembab di pagi hari. Dengan tidak menggunakan pelembab, kulit akan kering (terutama jika sedang dalam pengobatan jerawat) dan kulit akan berusaha untuk mengatasi keadaan ini dengan menghasilkan lebih banyak minyak, yang pada akhirnya semakin memudahkan timbulnya jerawat.
Meskipun demikian, tidak semua pelembab dapat digunakan oleh jenis kulit berminyak/berjerawat, gunakanlah pelembab wajah yang tidak menyumbat pori-pori kulit (non-comedogenic). Hindari pelembab wajah yang mengandung bahan-bahan comedogenic seperti mineral oil, cocoa butter, lanolin dan petrolatum. Alangkah baiknya jika selain bersifat non-comedogenic, pelembab tersebut juga diperkaya dengan bahan aktif yang dapat mengontrol produksi minyak/sebum di dalam kulit sehingga Anda tidak perlu mencuci wajah terlalu sering lagi.
Estetiderma® Acne Cream merupakan pelembab wajah non-comedogenic yang diformulasikan oleh Ahli kulit dan telah diproduksi secara konsisten selama 20 tahun. Bahan aktif utama yang diusung dalam Estetiderma® Acne Cream adalah vitamin B3 (Nicotinamide), sebuah bahan pencerah kulit alami yang banyak digunakan di Asia. Ternyata, selain memiliki efek mencerahkan kulit, pemakaian vitamin B3 secara topical juga dapat meredakan peradangan kulit akibat jerawat* serta menurunkan produksi sebum didalam kulit** sehingga memiliki efek yang sangat menguntungkan bagi jenis kulit berminyak/berjerawat. Gunakanlah Estetiderma® Acne Cream pada pagi hari setelah membersihkan wajah untuk menjaga kadar minyak di wajah sepanjang hari sekaligus mencerahkan kulit dari dalam.
*Yeşim Kaymak, MD, Meltem Önder, MD (2008). “An Investigation of Efficacy of Topical Niacinamide for the Treatment of Mild and Moderate Acne Vulgaris”. J Turk Acad Dermatol. 2 (4)
** Draelos ZD, Matsubara A, Smiles K (June 2006). "The effect of 2% niacinamide on facial sebum production". Journal of Cosmetic and Laser Therapy. 8 (2): 96–101.
.
RSS Feed