Pada dasarnya pori-pori adalah pembukaan folikel (kantong kelenjar) ke permukaan kulit. Pori-pori ini berfungsi sebagai jalan keluar minyak dan tumbuhnya rambut.
Pori-pori dikatakan besar bila ukurannya lebih besar dari folikel rambut rata-rata. Hal ini biasanya sering terjadi di kulit wajah, terutama di sekitar hidung dan pipi.
Berikut beberapa dampak yang dialami bila pori-pori kulit membesar, seperti dilansir Livestrong, yaitu:
Beberapa orang terlahir dengan ukuran pori-pori yang lebih besar. Menurut skincancerconnection.com, bila Anda memiliki orangtua dengan pori-pori besar dan berminyak, maka kecenderungan memiliki pori-pori besar semakin tinggi.
Paparan sinar matahari dapat meningkatkan ukuran pori-pori. Ketika berada di bawah sinar matahari dapat menyebabkan kerutan dan kendur pada kulit. Dengan hilangnya elastisitas kulit, maka dinding pori-pori sehingga membuatnya melebar. Gunakan tabir surya dengan SPF 15 setiap hari untuk mencegah membesarnya pori-pori karena matahari.
Meski tidak langsung mempengaruhi ukuran pori-pori, merokok dapat menyebabkan kerutan dan menurunkan kemampuan kulit untuk menyembuhkan luka. Hal ini pada akhirnya dapat memperbesar pori-pori. Jadi, berhentilah merokok.
Perubahan hormon pada saat menopause dan selama siklus haid, khususnya pada saat ovulasi, dapat meningkatkan ukuran pori-pori wajah pada wanita. Sebuah studi Journal of Investigative Dermatology pada tahun 1995 menunjukkan bahwa hormon yang dihasilkan selama produksi ovulasi meningkatkan sebum dan melebarkan pori-pori.
Usia juga menyebabkan pori-pori wajah membesar. Ini termasuk kerusakan akibat sinar matahari dan kehilangan elastisitas.
Sel-sel kulit mati yang tertinggal di kulit dapat menyumbat pori-pori sehingga dapat memperbesar ukurannya. Terlalu banyak minyak dan kotoran di wajah, yang dapat terjadi karena kegagalan untuk menghapus makeup atau jarang mencuci wajah, juga dapat menyebabkan pori-pori terlihat lebih besar.